Categories
Tak Berkategori

Pupuk “CONGYANG”, Inovasi Pupuk Cair Organik Hasil Olahan Limbah Ikan dari Mahasiswa KKN UNDIP Tim II Tahun 2019

Ikan merupakan salah satu komoditas utama di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Banyaknya nelayan, tambak ikan, industri pengolahan ikan, serta adanya tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan faktor-faktor esensial penyongsong perekonomian di desa ini. Industri pengolahan ikan yang aktif beroperasi setiap harinya tentunya tidak lepas dari limbah. Umumnya, industri-industri pengolah ikan tersebut akan mengumpulkan limbah ikan yang dihasilkan untuk disalurkan kepada pihak lain untuk diolah lebih lanjut. UD Sari Laut, salah satu usaha pengolahan ikan di Desa Asemdoyong, menjual limbah ikannya kepada industri pengolahan tepung untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung.

Pupuk CONGYANG yang Sudah Dikemas

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim II Tahun 2019 mengajukan alternatif pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomi lebih, yakni pupuk cair organik. Pupuk “CONGYANG”, atau Pupuk Cair Organik Asemdoyong Tersayang, adalah inovasi pupuk cair organik hasil olahan limbah ikan yang efektif digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Pupuk ini terbuat dari limbah ikan segar, air kepala muda, minuman probiotik, gula pasir, air, dan serai. Minuman probiotik merupakan alternatif untuk cairan EM4 (Effective Microorganisms 4), yang memiliki fungsi memfermentasi dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik, dalam hal ini limbah ikan.

Cara pembuatan pupuk cair organik ini relatif mudah. Limbah ikan dihaluskan bersamaan dengan air kelapa muda, minuman probiotik, air, dan gula pasir hingga menjadi encer. Untuk mempermudah dan mempercepat proses penghalusan, dapat digunakan mesin blender. Selanjutnya, cairan yang sudah encer dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang kedap udara dan dibiarkan selama 3 minggu untuk proses fermentasi. Wadah perlu dibuka setiap 2-3 hari sekali guna mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Setelah 3 minggu, pupuk cair dicampurkan dengan daun serai yang telah dihaluskan dan diencerkan dengan air. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi bau tidak sedap yang timbul dari proses dekomposisi limbah ikan.

Introduksi Pupuk CONGYANG kepada Karang Taruna Desa Asemdoyong

Inovasi ini kemudian diperkenalkan dan dipaparkan di hadapan anggota Karang Taruna Desa Asemdoyong pada hari Selasa (6/8). Di rumah salah satu anggota Karang Taruna di Dusun Bulusari Desa Asemdoyong, mahasiswa KKN UNDIP Tim II Tahun 2019 memperlihatkan produk yang sudah jadi dan menjelaskan cara pembuatannya, dengan harapan gagasan ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di kemudian hari untuk meningkatkan perekonomian desa. Gita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *